Archive for March 2014
Impact Of Mobile Computing
Posted 25/03/2014
on:Type Mobile Computing
• Laptops are portable computers , small and can be carried anywhere very easily integrated in a casing . Weight laptops range from 1 to 6 pounds depending on size , materials and specifications . The power source comes from batteries or A / C adapter which can be used to recharge the battery and to power the laptop itself . Usefulness same laptop with a desktop computer , which distinguishes only the size making it easier for users to carry it around .
• Wearable Computer or computer that is applied in the human body . An example is Computer Glacier Ridgeline W200 . W200 is made from reinforced magnesium alloy which maximizes strength and minimizes overall weight . At only 10.2 ounces and was formed in the arm contour , W200 combines the same features of a standard computer with a device that provides comfort and ergonomic wrist worn instrument . The W200 has a 3.5 “color display with touch screen , backlit keyboard and a hot swappable battery . Wireless function of W200 ensure continuous connectivity regardless of the user’s location with plug and play Wi – Fi , Bluetooth and GPS modules . Using Windows CE or Linux operating systems , the unit can be quickly configured to access the remote host system through integrated wired or wireless interfaces . Hands – free operation of the W200 that overcomes the physical limitations associated with normal hand-held computer . This allows the user complete freedom to continue their daily activities with both hands while using the computer has full access at all times . In addition to the electronic compass , the system also integrates the latest and most innovative features , such as tilt and silent reckoning , which allows critical battery savings when the unit is not in use . Hands – free usability of the W200 makes it of special interest for Emergency Services , Security , Defense , Warehouse , Field Logistics and any area where access to a large amount of information required . W200 ridge line of the glacier when it joins rugged computers developed for data collection .
• PDAs ( Personal Digital Assistants ) is an electronic device and a computer -based small form and can be taken anywhere . According to my knowledge PDAs are widely used as a personal organizer at first , but because of its development , then multiply its utility function , such as a calculator , clock and timing pointer , computer games , internet users , receiving and sending electronic mail ( e – mail ) , radio receiver , video recorder , and a memo recorder . Apart from it with a PDA ( pocket computer ) , we can use the address book and store addresses , e-book reading , using GPS and many other functions . Even more sophisticated version of the PDA can be used as a mobile phone , Internet access , intranets , or extranets via Wi – Fi or Wireless Network . One of the typical PDA is the ultimate touch screen facility
Agent
Posted 25/03/2014
on:Software Agent adalah entitas perangkat lunak yang didedikasikan untuk tujuan tertentu yang memungkinkan user untuk mendelegasikan tugasnya secara mandiri, selanjutnya software agent nantinya disebut agent saja. Agent bisa memiliki ide sendiri mengenai bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu atau agenda tersendiri. Agent yang tidak berpindah ke host lain disebut stationary agent.
Karakteristik dan Atribut Software Agent
Untuk memperdalam pemahaman tentang software agent, fungsi, peran, dan perbedaan mendasar dikaitkan software program yang ada, berikut ini akan dijelaskan tentang beberapa atribute dan karakteristik yang dimiliki oleh software agent. Tentu tidak semua karakteristik dan atribut terangkum dalam satu agent. Pada hakekatnya daftar karakteristik dan atribut dibawah adalah merupakan hasil survey dari karakteristik yang dimiliki oleh agent-agent yang ada pada saat ini.
1. Autonomy
Agent dapat melakukan tugas secara mandiri dan tidak dipengaruhi secara langsung oleh user, agent lain ataupun oleh lingkungan (environment). Untuk mencapai tujuan dalam melakukan tugasnya secara mandiri, agent harus memiliki kemampuan kontrol terhadap setiap aksi yang mereka perbuat, baik aksi keluar maupun kedalam. Dan satu hal penting lagi yang mendukung autonomy adalah masalah intelegensi (intelligence) dari agent.
2. Intelligence, Reasoning, dan Learning
Setiap agent harus mempunyai standar minimum untuk bisa disebut agent, yaitu intelegensi (intelligence). Dalam konsep intelligence, ada tiga komponen yang harus dimiliki: internal knowledge base, kemampuan reasoning berdasar pada knowledge base yang dimiliki, dan kemampuan learning untuk beradaptasi dalam perubahan lingkungan.
3. Mobility dan Stationary
Khusus untuk mobile agent, dia harus memiliki kemampuan yang merupakan karakteristik tertinggi yang dia miliki yaitu mobilitas. Berkebalikan dari hal tersebut adalahstationary agent. Bagaimanapun juga keduanya tetap harus memiliki kemampuan untuk mengirim pesan dan berkomunikasi dengan agent lain.
4. Delegation
Sesuai dengan namanya dan seperti yang sudah kita bahas pada bagian definisi, agent bergerak dalam kerangka menjalankan tugas yang diperintahkan oleh user. Fenomena pendelegasian (delegation) ini adalah karakteristik utama suatu program disebut agent.
5. Reactivity
Karakteristik agent yang lain adalah kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan adanya perubahan informasi yang ada dalam suatu lingkungan (enviornment). Lingkungan itu bisa mencakup: agent lain, user, adanya informasi dari luar, dsb.
6. Proactivity dan Goal-Oriented
Sifat proactivity boleh dikata adalah kelanjutan dari sifat reactivity. Agent tidak hanya dituntut bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, tetapi juga harus mengambil inisiatif langkah penyelesaian apa yang harus diambil. Untuk itu agent harus didesain memiliki tujuan (goal) yang jelas, dan selalu berorientasi kepada tujuan yang diembannya (goal-oriented).
7. Communication and Coordination Capability
Agent harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan user dan juga agent lain. Masalah komunikasi dengan user adalah masuk ke masalah user interface dan perangkatnya, sedangkan masalah komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan agent lain adalah masalah sentral penelitian Multi Agent System (MAS). Bagaimanapun juga untuk bisa berkoordinasi dengan agent lain dalam menjalankan tugas, perlu bahasa standard untuk berkomunikasi. Tim Finin dan Yannis Labrou adalah peneliti software agent yang banyak berkecimpung dalam riset mengenai bahasa dan protokol komunikasi antar agent. Salah satu produk mereka adalahKnowledge Query and Manipulation Language (KQML). Kemudian masih berhubungan dengan ini komunikasi antar agent adalahKnowledge Interchange Format (KIF).
Klasifikasi Software Agent
Klasifikasi Software Agent Menurut Karakteristik Yang Dimiliki
Teknik klasifikasi agent menurut karakteristik dipelopori oleh Nwana. Menurut Nwana, agent bisa diklasifikasikan menjadi delapan berdasarkan pada karakteristiknya, yaitu :
1. Collaborative Agent
Agent yang memiliki kemampuan melakukan kolaborasi dan koordinasi antar agent dalam kerangka Multi Agent System (MAS).
2. Interface Agent
Agent yang memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan user, melakukan fungsi monitoring danlearning untuk memenuhi kebutuhan user.
3. Mobile Agent
Agent yang memiliki kemampuan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, dan secara mandiri melakukan tugas ditempat barunya tersebut, dalam lingkungan jaringan komputer.
4. Information dan Internet Agent
Agent yang memiliki kemampuan untuk menjelajah internet untuk melakukan pencarian, pemfilteran, dan penyajian informasi untuk user, secara mandiri. Atau dengan kata lain, memanage informasi yang ada di dalam jaringan Internet.
5. Reactive Agent
Agent yang memiliki kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dimana dia berada.
6. Hybrid Agent
Kita sudah mempunyai lima klasifikasi agent. Kemudianagent yang memiliki katakteristik yang merupakan gabungan dari karakteristik yang sudah kita sebutkan sebelumnya adalah masuk ke dalam hybrid agent.
7. Heterogeneous Agent System
Dalam lingkungan Multi Agent System(MAS), apabila terdapat dua atau lebih hybrid agent yang memiliki perbedaan kemampuan dan karakteristik, maka sistem MAS tersebut kita sebut dengan heterogeneous agent system.
Klasifikasi Software Agent Menurut Lingkungan Dimana Dijalankan
Caglayan membuat suatu klasifikasi yang menarik mengenaiagent, yang berdasar kepada lingkungan (environment) dimanaagent dijalankan.
Dari sudut pandang dimana dijalankan, software agent bisa diklasifikasikan sebagai desktop agent, internet agent danintranet agent. Lebih jelasnya, daftar dibawah menguraikan klasifikasi tersebut secara mendetail.
1. Desktop Agent
Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkunganPersonal Computer (PC), dan berjalan diatas suatu Operating System (OS). Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
- Operating System Agent
- Application Agent
- Application Suite Agent
2. Internet Agent
Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringan Internet, melakukan tugas memanage informasi yang ada di Internet. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
- Web Search Agent
- Web Server Agent
- Information Filtering Agent
- Information Retrieval Agent
- Notification Agent
- Service Agent
- Mobile Agent
3. Intranet Agent
Agent yang hidup dan bertugas dalam lingkungan jaringan Intranet, melakukan tugas memanage informasi yang ada di Intranet. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
- Collaborative Customization Agent
- Process Automation Agent
- Database Agent
- Resource Brokering Agent
Sumber:
http://te.ugm.ac.id/~risanuri/distributed/ringk/Bab01_02.pdf
http://ilmukomputer.com/2006/08/21/pengantar-software-agent/
Pada prinsipnya hubungan yang terjadi antara program client dan server pada RPC, adalah sebagai berikut :
1. Prosedur client memanggil client stub. Klien memanggil prosedur stublokal. Prosedur Stub akan memberikan parameter dalam suatu paket yangakan dikirim ke jaringan. Proses ini disebut sebagai marshalling.
2. Client stub membuat pesan dan memanggil OS local. Fungsi Network pada O/S (Operating system ± Sistem Operasi) akan dipanggil oleh stub untuk mengirim suatu message.
3. OS client mengirim pesan ke OS remote. Kemudian Kernel ini akan mengirim message ke sistem remote. Kondisi ini dapat berupaconnectionless atau connection-oriented.
4. Remote OS memberikan pesan ke server stub. Stub pada sisi server akan melakukan proses unmarshals pada paket yang dikirim pada network.
5. Server stub meng-unpack parameter2 dan memanggil server. Stub pada server kemudian mengeksekusi prosedur panggilan lokal.
6. Server mengerjakan operasi, dan me-return hasilnya ke server stub. Jika eksekusi prosedur ini telah selesai, maka eksekusi diberikan kembali kestub pada server.
7. Server stub mem-pack hasil tsb dan memanggil OS lokalnya. Stub server akan melakukan proses marshals lagi dan mengirimkan message nilai balikan( hasilnya ) kembali ke jaringan.
8. OS server mengirim pesan (hasil) ke client OS. Message ini akan dikirim kembali ke klien.
9. Client OS memberikan pesan tersebut ke client stub. Stub klien akan membaca message ini dengan menggunakan fungsi pada jaringan.
10. Client stub meng-unpack hasil dan me-return hasil ke client. Proses unmarshalled kemudian dilakukan pada message ini dan nilai balikanakan diambil untuk kemudian diproses pada proses lokal.
http://id.scribd.com/doc/33389539/Tugas-Mk-Istem-Terdistibusi-Makalah-RPC
http://myais.fsktm.um.edu.my/view/type/article/Malaysian_Journal_of_Computer_Science.html
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch17s06.html
Model dalam Sistem Terdistribusi
Posted 10/03/2014
on:- Model Arsitektur (Architectural Models)
- Model Interaksi (Interaction Models)
- Model Kegagalan (Failure Models)
- Client – Server Model
Client : proses akses data, melakukan operasi pada komputer lain.
Server : proses mengatur data, proses mengatur resources, proses komputasi.
Interaksi : Invocation/result
- Karakteristik Client-Server
- Service : menyediakan layanan terpisah yang berbeda
- Shared Resource : server dapat melayani beberapa client pada saat yang sama dan mengatur pengaksesan resource
- Asymmetrical Protocol : antara client dan server merupakan hubungan one to many
- Mix and Match : tidak tergantung pada platform
- Encapsulation of Service : message memberitahu server apa yang akan dikerjakan
- Transparency Location : proses server dapat ditempatkan pada mesin yang sama atau terpisah dengan proses client. Client/server akan menyembunyikan lokasi server dari client
- Message-based-exchange : antara client dan server berkomunikasi dengan mekanisme pertukaran message
- Scalability : sistem client/server dapat dimekarkan baik vertikal maupun horisontal
- Integrity : kode dan data server diatur secara terpusat, sedangkan pada client tetap pada komputer sendiri
- Multiple Server Model
- Proxy Server Model
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang diatur oleh server lain. Biasanya proxy server dipakai untuk menyimpan hasil copy web resources. ketika client melakukan request ke server, hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy server.
- Mobile Code Model
- Mobile Agent Model
Mobile agent adalah sebuah program yang berpindah (termasuk data dan kode) dari satu komputer ke lainnya dalam jaringan. Biasanya melakukan suatu pekerjaan otomatis tertentu. Beberapa masalahnya antara lain authentication, permission dan keamanan. Alternatif dengan mengambil informasi melalui remote invocation. Contoh : digunakan untuk install dan memelihara software pada komputer dalam suatu organisasi, membandingkan harga produk dari beberapa vendor.
- Peer Processes (Peer To Peer)
- Synchronous Distributed System
Batas atas dan bawah waktu pengeksekusian dapat di set. Pesan yang dikirim diterima dalam waktu yang sudah ditentukan. Fluktuasi ukuran antara waktu local berada dalam suatu batasan.
- Dalam synchronous distributed system terdapat satu waktu global
- Hanya synchronous distributed system dapat memprediksi perilaku (waktu)
- Dalam synchronous distributed system dimungkinkan dan aman untuk menggunakan mekanisme timeout dalam mendeteksi error atau kegagalan dalam proses atau komunikasi.
- Asynchronous Distributed System
Banyak sistem terdistribusi yang menggunakan model interaksi ini (termasuk internet). Tidak ada batasan dalam waktu pengeksekusian, tidak ada batasan dalam delay transmission (penundaan pengiriman), dan tidak ada batasan terhadap fuktuasi waktu lokal. Asynchronous Distributed System secara praktek lebih banyak digunakan.
- Ommision Failures
Yang dimaksud dengan ommision failures adalah ketika prosesor dan kanal komunikasi mengalami kegagalan untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Dikatakan tidak mempunyai ommision failure apabila :
- terjadi keterlambatan (delayed) tetapi akhirnya tetap tereksekusi
- sebuah aksi dieksekusi walaupun terdapat kesalahan pada hasil
Dengan synchronous system, ommision failures dapat dideteksi dengan timeouts. Kalau kita yakin bahwa pesan yang dikirim sampai, timeout akan mengindikasikan bahwa proses pengiriman rusak, seperti fail-stop behavior pada sistem.
- Arbitary Failures
Ini adalah kegagalan yang paling buruk dalam sistem. Tahapan proses atau komunikasi diabaikan atau yang tidak diharapkan terjadi dieksekusi sehingga hasil yang diharapkan tidak terjadi atau mengeluarkan hasil yang salah.
- Timing Failures
Timing Failures dapat terjadi pada synchronous system, dimana batas waktu diatur untuk eksekusi proses, komunikasi dan fuktuasi waktu. Timing Failures terjadi apabila waktu yang telah ditentukan terlampaui
http://budukarif.blogspot.com/2014/03/sistem-operasi-terdistribusi.html
http://eciileonita.blogspot.com/2014/03/karakteristik-dan-tantangan-dalam.html
http://teralovekautsar.blogspot.com/2014/03/nama-tera-nurul-harfiah-56410863-4ia10.html
http://radennansy.blogspot.com/2014/03/contoh-contoh-sistem-terdistribusi.html